Jumat, 02 Mei 2014

Minggu, 27 April 2014

Diposting oleh Unknown di 08.17




Pagi itu, sekitar pukul 04.00 WIB. Aku terbangun dari tidur bersama mbak sepupuku. Aku segera beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu. Ternyata, ayah dan ibu sedang sholat tahajjud. Didalam hati, ingin rasanya aku seperti orang tuaku. Yang sukses, pinter, istiqomah dalam menjalankan ibadah, dan lain-lainnya. Segera aku berwudhu, aku pun sholat tahajjud. Tak berapa lama, ketika aku selesai sholat. Adzan sholat subuh berkumandang, aku, mbak sepupu, ayah dan ibu langsung melaksanakan sholat subuh. Pagi itu juga, kami berencana akan berangkat ke Demak karena ada acara keluarga. Sebenarnya rencana itu sudah sejak lama direncanakan, tetapi ayah belum sempat untuk melaksanakannya. Setelah sholat subuh, kami bersiap-siap dan langsung tancap gas deh menuju ke Demak. Waktu dijalan aku merasa sangat mengantuk sebenarnya, tetapi aku teringat ayah. Ayah yang menyetir, disaat ibu tertidur dan mbak sepupuku juga tidur, aku ingin menemaninya berbicara agar beliau tidak ngantuk saat menyetir. Ingin rasanya aku menggantikan menyetir. Tapi apa daya, aku tak bisa menyetir. Dan diperjalanan, kuputuskan tidak melanjutkan tidur. Ayah bilang kita gak lewat Kopeng, ya walau aku pengen, tapi gak pa-pa lah manut ayah aku. Ternyata jalan yang ayah pilih sangat mengasyikkan. Pemandangan yang indah, udara yang sejuk, wah keren pokoknya menghilangkan rasa kantukku.
            Sampai ditujuan, aku langsung mandi, hehe.. trus abis itu makan deh. Acara keluarganya abis dhuhur. Setelah makan, aku mijitin ayahku. Dalam hati, pasti ayah capek. Waktu demi waktu, ku lihat ayah semakin tua. Sedih rasanya, tapi takdir sudah berkehendak begitu. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Rambut yang putih mulai banyak, keriput diwajah mulai terlihat, tapi ayah tak pernah mengeluh itu. Beliau terus berjuang kesana kemari mencari nafkah, beliau terus istiqomah dalam beribadah, beliau tak pernah mengeluh ketika aku manja, beliau selalu berusaha menuruti apa yang aku inginkan, he is very perfect for me. Aku ingin sekali membahagiakannya, ingin dan ingin dan sangat ingin. Ingin membuatnya tersenyum, ingin membuatnya bangga akan diriku, ingin apa lah yang membuatnya bahagia. Lambat laun ayah tertidur selama aku pijitin. Tidurnya nyenyak sekali, gak tega ayah kelelahan begitu. Aku sangat amat sayang ayahku.

Daddy, You know how much I love you
(ayah, kautahu betapa aku sangat menyayangimu)
I need you
(aku membutuhkanmu)
Forever I’ll stay by your side
(aku akan berada di sisimu selamanya)
Daddy oh Daddy
(ayah, oh ayah)
I want always bliss you
(aku ingin selalu membahagiakanmu)
But I never stop trying
(namun aku takkan berhenti mencoba)
to be your number one
(untuk menjadi nomor satu)

You understand me….
(kaumengerti aku)
You teach me how to pray..
(kaumengajarkanku bagaimana berdoa)
And you play the game I love to play
(dan kaumemainkan permainan yang kusukai)
I have no fear here when you are near
(aku tak punya rasa takut saat kau ada di sini)
You guide me through the dark is night
(kaumenuntunku melewati gelapnya malam)

I love you Daddy…
(aku menyayangimu Ayah…)
You are my hero (and you always in my dream)
(kau adalah pahlawanku (dan kau selalu ada dalam mimpiku))
I love you daddy oh daddy
(aku menyayangimu ayah oh Ayah)
You are my superstar
(kau adalah bintang yang luar biasa bagiku)



Daddy, You know how much I love you
(Ayah, kautahu betapa aku menyayangimu)
I want you to help me
(aku ingin kaumenolongku)
Please show me the way
(tunjukkanlah arah yang benar)
Daddy oh Daddy
(Ayah oh Ayah)
Sometimes I might do wrong
(terkadang aku melakukan yang salah)
But I never stop trying
(tetapi aku tak pernah berhenti berusaha)
To be your number one
(untuk menjadi yang nomor satu bagimu)

I wanna show you
(aku ingin menunjukkan padamu)
I’ll be as strong as you
(aku akan tegar sepertimu)
When I grow up I still look up to you
(saat aku beranjak dewasa, aku tetap akan membutuhkan bimbinganmu)
So have no fear here I believe here
(maka aku yakin tak ada ketakutan di sini)
I will be my daddy’s boy
(aku akan menjadi anak Ayah)

I love you Daddy…
(aku menyayangimu Ayah…)
You are my hero (and you always in my dream)
(kau adalah pahlawanku (dank au selalu ada dalam mimpiku))
I love you daddy oh daddy
(aku menyayangimu Ayah oh Ayah)
You are my superstar
(kau bintang yang luar biasa bagiku)

The one in a million and a million in one
(satu di antara sejuta dan sejuta dalam satu)
Forever I want to be by your side
(selamanya aku ingin di sisimu)
You’re in a million
(kau adalah satu di antara jutaan)
Show me the way
(yang menunjukkan jalan bagiku)
Guide me through my night
(tuntunlah aku melewati malam-malamku)

Dhuhur pun tiba, aku bersama keluarga berniat shalat jama’ takhir. Ayah udah bangun, beliau memintaku mengantarkan nenek ke mushola. Aku pun segera beranjak dan mengantarkan nenek ku ke mushola. Acara keluarga dimulai, aku hanya diluar rumah bersama adek-adek sepupuyang lagi maenan, lucu-lucu, gemesin deh. Pada maenan air gitu, mancing-mancing juga dapetnya malah yuyu, hahaha.. lucu deh pokoknya. Sampai baju mereka pada kotor. Mereka pulang ganti baju balik lagi maenan lagi, pulang ganti baju balik lagi maen lagi. Lucu deh.. seru nek udah maen sama mereka. Setelah maen-maen sama mereka, aku diajak mbak sepupu nih. Beli pesenan temennya, aku sih bawa uang buat jaga-jaga beli baju. Haha.. akhirnya aku diajak jalan-jalan. Dan mendapatkan beberapa baju yang murah meriah. Welk.. haha
            Adzan ashar berkumandang, aku sama mbak sepupu pulang kerumah nenek lagi. Sampai dirumah nenek, langsung sholat ashar sekaligus dhuhur. Setelah itu disuruh mandi, tapi masih males. Akhirnya ayah duluan yang mandi, kemudian aku momong adek sepupu yang satunya. Masih imut banget.. kecil, baru 15 bulan udah jalan + sedikit bisa ngomong. Eeee .. malah disuruh gendong sama ayahnya trus dinaekin ke motor buat jalan-jalan. Bareng ayahnya juga sih.. hehe. Dalam perjalanan, si adek sepupuku kelihatan seneng banget, nyanyi-nyanyi juga, pokoknya gemesin kalau ngliat, pengen tak cubit, tapi baru aku gendong. Setelah belok dari makam, entah ada angin apa atau gimana, adek sepupuku nangis, nangis nya keras pula, aku gak ngerti kenapa, ayahnya pun bingung. Akhirnya kita berhenti sebentar buat ngambil bunga biar dimain-mainin sama adek ku itu. Setelah itu, kita jalan lagi, eeeee.. nangis lagi adeknya. Bingung mau nglakuin apa, sampai dirumah malah pada godain aku dengan kata “hayoo, bela diapain, nangis tuh isna nya” gitu. Wong aku gak ngapa-ngapain. Dan sampai sekarang aku masih bingung, kenapa adek sepupuku nangis secara dadakan ??

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Writting Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review