Sabtu, 26 April 2014

Membumikan Kembali Gagasan Ki Hajar Dewantara

Diposting oleh Unknown di 03.35


BIOGRAFI KI HAJAR DEWANTARA
 
Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh pendidikan nasional yang lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Terlahir dari keluarga bangsawan Yogyakarta, ia mempunyai nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat lalu berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara seperti yang kita kenal saat ini pada saat usianya 33 tahun.
Sebagai seorang yang lahir dari keluarga bangsawan, Ki Hajar Dewantara termasuk beruntung karena bisa mengenyam pendidikan pada masa itu. Ia menamatkan sekolah dasar di ELS (Europeesche Lagere School) dan sempat melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) meskipun tidak sampai tamat lantaran sakit.
Suwardi muda bekerja sebagai penulis dan wartawan di berbagai surat kabar seperti Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Sebagai seorang penulis, ia dikenal karena tulisannya yang peka terhadap masalah-masalah sosial, terutama tentang masalah kolonialisme Belanda di tanah air.
Pada tahun 1913, pemerintah kolonial Hindia Belanda berniat mengumpulkan uang sumbangan dari penduduk pribumi dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Belanda dari Perancis. Hal tersebut langsung menimbulkan banyak kritikan pedas dari para kaum nasionalis, termasuk Suwardi. Ia lalu membuat tulisan berjudul "Als ik een Nederlander was" (Seandainya Aku Seorang Belanda) yang dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan Douwes Dekker.
Akibat dari tulisannya ini, Suwardi yang saat itu berusia 24 tahun ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. Keputusan sepihak pemerintah kolonial ini langsung mendapat protes dari dua sahabat Suwardi yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Akhirnya, Suwardi dan kedua rekannya yang kemudian dikenal sebagai Tiga Serangkai itu diasingkan ke Negeri Belanda.
Sepulang dari pengasingan pada bulan September 1919, Suwardi yang saat itu berusia 33 tahun memilih untuk menghilangkan gelar kebangsawanan dari namanya dan berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara kemudian bergabung dengan sekolah untuk anak-anak pribumi yang dibina oleh saudaranya. Berbekal pengalaman mengajar tersebut, Ki Hajar Dewantara kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922.
Prinsip-prinsip ajaran Ki Hajar Dewantara yang menjadi pedoman di Taman Siswa antara lain:
1. Ing ngarsa sung tuladha (yang di depan memberikan teladan).
2. Ing madya mangun karsa (di tengah membangun semangat).
3. Tut wuri Handayani (dari belakang memberi dukungan).
Terjemahan bebasnya adalah: ketika di depan (memimpin) hendaklah memberi keteladanan, ketika di tengah (anggota biasa) hendaklah memberi semangat dan ketika di belakang hendaklah memberi motivasi.
Setelah zaman kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara sempat menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957, beliau mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada. Sekitar dua tahun setelah menerima gelar tersebut, Ki Hajar Dewantara meninggal dan di makamkan di kota kelahirannya Yogyakarta pada tanggal 28 April 1959.
Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 28 November 1959 melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959. Untuk menghormati jasa-jasa beliau sebagai bapak pendidikan nasional, tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara yaitu 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
VISI DAN MISI HIDUP
“Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya”.

TOKOH DI BIDANG PENDIDIKAN
NILAI-NILAI PADA DIRI TOKOH
1.     pendidik yang memerdekakan lahir batin di mana pendidikan dijadikan sebagai alat untuk memerdekakan bangsanya.
2.    Berjuang untuk pendidikan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup.
3.    Semangat kebangsaan dan pluralisme yang diusung
4.    Kejujuran cerminan kerakyatan dan kesedehanaan serta kedaulatan yang diperjuangkan
5.    Keberpihakan pada rakyat yang lemah
6.    Ketekunan dan ketahanan sebagai yang dipinggirkan dalam system pendidikan nasional maupun pendanaan

KATA-KATA MUTIARA
Selain ajarannya di bidang pendidikan, Ki Hadjar juga meninggalkan pesan yang sangat balk diteladani. Pesan tersebut kini dapat dilihat pada Museum Sumpah Pemuda di JI. Kramat Raya, Jakarta. “Aku hanya orang biasa yang Bekerja untuk bangsa lndonesia dengan cara Indonesia. Namun, yang penting untuk kalian yakini, sesaat pun aku tak pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku, lahir maupun batin aku tak pernah mengkorup kekayaan negara.
MASUKAN MENGENAI TOKOH PADA KEHIDUPAN SAAT INI
       Seseorang yang berhati seperti Ki Hajar Dewantara pada kehidupan saat ini, sangat sulit ditemukan. Tokoh-tokoh wakil rakyat pun tak pernah memedulikan rakyat yang lemah dan ingin sekali berpendidikan seperti mereka. Padahal jelas-jelas di Indonesia ini masih banyak rakyat yang lemah dan ingin mendapatkan hak kependidikan. Mereka ingin mendapat ilmu, bermain bersama teman disekolah, bercanda dan tertawa bersama teman-temannya dan lain sebagainya. Bukan malah mereka dijadikan rakyat yang kelaparan, jauh akan pendidikan, bekerja dengan mengemis atau apa, putus sekolah dan lain sebagainya. Semoga dengan ini, diharapkan untuk para wakil rakyat lebih merakyat lagi, memperhatikan, mempedulikan rakyat-rakyat yang lemah. Jangan hanya memandang harta dan gaji. Uang bukanlah segalanya. Uang bukan tujuan akhir manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Writting Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review