Jumat, 12 Mei 2017

Teori Tentang Masuk dan Berkembangnya Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Diposting oleh Unknown di 20.32

A.Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asiaterdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat danlaut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yangterletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:
1.Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
2.Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
3.Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
4.Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu.
AGAMA HINDU
Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhitaatau “himpunan” yaitu:
1.Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada paradewa.
2.Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
3.Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
4.Atharwa Weda, berisi doa-doa untukpenyembuhan penyakit.
Di samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu:
1.Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.
2.Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:
1.Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta.
2.Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung.
3.Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.
Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakatdibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta yangdisebut Caturwarna yaitu:
1.Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta.
2.Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
3.Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
4.Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil,dan budak.
Selain 4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta.Orang-orang Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa umat Hindu,sehingga bisa mencapai puncak nirwana.
AGAMA BUDDHA
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama diIndia pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskandiri dari samsara.Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “TigaKeranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah:
1.Winayapittaka : Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat Buddha.
2.Sutrantapittaka : Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha.
3.Abhidarmapittaka : Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau“Tiga Kebaktian” yaitu:
1.Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.
2.Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
3.Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwanaharus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu:
1.Pandangan yang benar.
2.Niat yang benar.
3.Perkataan yang benar.
4.Perbuatan yang benar.
5.Penghidupan yang benar.
6.Usaha yang benar.
7.Perhatian yang benar.
8.Bersemedi yang benar.
Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran dalam agama Buddha yaitu:
1.Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri.
2.Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling membantu.
Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu :
1.Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha.
2.Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi.
3.Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali.
4.Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha.
Teori tentang masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia didasarkan pada hipotesis-hipotesis yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Hipotesis-hipotesis tersebut dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu teori kolonisasi dan teori arus balik.
Teori kolonisasi
 Teori ini berusaha menjelaskan proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaanHindu-Buddha di Indonesia dengan menekankan pada peran aktif dari orang-orang India dalam menyebarkan pengaruhnya di Indonesia. Berdasarkan teori ini, orang Indonesia sendiri sangat pasif, artinya mereka hanya menjadi objek penerima pengaruh kebudayaan India tersebut. Teorikolonisasi ini terbagi dalam beberapa hipotesis, yaitu sebagai berikut:
a.       Hipotesis Waisya
Menurut NJ. Krom, proses terjadinya hubungan antara India dan Indonesia karena adanya hubungan perdagangan, sehingga orang-orang India yang datang ke Indonesia sebagian besar adalah para pedagang. Perdagangan yang terjadi pada saat itu menggunakan jalur laut dan teknologi perkapalan yang masih banyak tergantung pada angin musim. Hal ini mengakibatkan dalam proses tersebut, para pedagang India harus menetap dalam kurun waktu tertentu sampai datangnya angin musim yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan perjalanan. Selama mereka menetap, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi.Mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pendapat Krom tersebut didasarkan penelaahan dia pada proses Islamisasi di Indonesia yang dilakukan oleh para pedagang Gujarat. Bukan hal yang mustahil, proses masuknya budaya Hindu-Buddha di Indonesia dilakukan dengan cara yang sama. Namun, teori ini memiliki kelemahan, yaitu para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana. Namun bila menilik peninggalan prasasti yang dikeluarkan oleh negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, sebagian besar menggunakan bahasa Sanskerta dan berhuruf Pallawa.Dengan demikian, timbul pertanyaan: Mungkinkah para pedagang India mampu membawa pengaruh kebudayaan yang sangat tinggi ke Indonesia, sedangkan di daerahnya sendiri kebudayaan tersebut hanya milik kaum Brahmana? Selain itu, terdapat kelemahan lain dalam hipotesis ini yaitu dengan melihat peta persebaran kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia yang lebih banyak berada di pedalaman. Namun apabila pengaruh tersebut dibawa oleh para pedagang India, tentunya pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha akan lebih banyak berada didaerah pesisir pantai.

b.      Hipotesis Ksatria
Ada tiga ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai proses penyebaran agama dankebudayaan Hindu-Buddha dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu sebagai berikut.
1) C.C Berg
C.C. Berg mengemukakan bahwa golongan yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia adalah para petualang yang sebagian besar berasal dari golongan Ksatria. Para Ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para Ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah seorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinannya ini memudahkan bagi para Kesatrian untuk menyebarkan tradisi Hindu Buddha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Berkembanglah tradisi Hindu-Buddha dalam masyarakat Indonesia.

2) Mookerji
Dia mengatakan bahwa golongan Ksatria (tentara) dari India yang membawa pengaruhkebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Para Ksatria ini kemudian membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi sebuah kerajaan. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di India dan mendatangkan para seniman yang berasal dari India untuk membangun candi-candi di Indonesia.

3) J.L Moens
Dia mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awalabad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Perlu diketahui bahwa sekitar abad ke-5, banyak kerajaan-kerajaan di India Selatan yang mengalami kehancuran. Ada di antara para keluarga kerajaan tersebut, yaitu para Ksatrianya yang melarikan diri ke Indonesia.Mereka ini selanjutnya mendirikan kerajaan di kepulauan Nusantara. Kekuatan hipotesis Ksatria terletak pada kenyataan bahwa semangat berpetualang pada saat itu umumnya dimiliki oleh paraKsatria (keluarga kerajaan).Sementara itu, kelemahan hipotesis yang dikemukakan oleh Berg, Moens, dan Mookerji yang menekankan pada peran para Ksatria India dalam proses masuknya kebudayaan India keIndonesia terletak pada hal-hal sebagai berikut, yaitu:
1) Para Ksatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa

2) Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan
kerajaan India, tentunyaada bukti prasasti yang menggambarkan penaklukkan
tersebut. Akan tetapi, baik di Indiamaupun Indonesia tidak ditemukan prasasti
semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yangmenceritakan tentang penaklukkan
 kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India,tidak dapat dipakai
sebagai bukti yang memperkuat hipotesis ini. Hal ini disebabkan penaklukkan
tersebut terjadi pada abad ke-11 sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus
menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.

c.       Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini menyatakan bahwa tradisi India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golonganBrahmana. Pendapat ini dikemukan oleh JC.Van Leur Berdasarkan pada pengamatannya terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia,terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, maka sangat jelas itu adalah pengaruh Brahmana. Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa kaum Brahmana-lah yang menguasai bahasa dan huruf itu, sehingga pantas jika mereka yangmemegang peranan penting dalam proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha diIndonesia.Akan tetapi, bagaimana mungkin para Brahmana bisa sampai ke Indonesia yang terpisahkandengan India oleh lautan. Dalam tradisi agama Hindu
terdapat pantangan bagi kaum Brahmanauntuk menyeberangi lautan, sehingga hal ini menjadi kelemahan hipotesis ini.
Teori Arus Balik
Pendapat yang dikemukakan tersebut di atas mendapat kritikan dari F.D.K Bosch Adapun kritikan yang dikemukakannya adalah sebagai berikutnya.
a.       Berdasarkan pada peninggalan-peninggalan yang ada, ternyata teori kolonisasi tidak mempunyai bukti yang kuat. Untuk hipotesa Waisya, tidak terbukti bahwa kerajaan awal diIndonesia yang bercorak Hindu-Buddha ditemukan di pesisir pantai, melainkan terletak di pedalaman. Kritikan untuk hipotesa Ksatria, ternyata tidak ada jaya prasasti yang menyatakan daerah atau kerajaan yang ada di Indonesia pernah ditaklukkan atau dikuasai oleh para Ksatria dari India.
b.       Bila ada perkawinan antara golongan Ksatria dengan putri pribumi dari Indonesia, seharusnyaada keturunan dari mereka yang ditemukan di Indonesia. Pada kenyataannya, hal itu tidak ditemukan.
c.        Dilihat dari hasil karya seni, terdapat perbedaan pembangunan antara candi-candi yangdibangun di Indonesia dengan candi-candi yang dibangun di India.
d.      Kritikan yang lain adalah dilihat dari sudut bahasa. Bahasa Sanskerta hanya dikuasai oleh paraBrahmana, tetapi kenapa bahasa yang digunakan oleh masyarakat pada waktu itu adalah bahasayang digunakan oleh kebanyakan orang India.
Selanjutnya, F.D.K Bosch punya pendapat lain. Teori yang dikemukakan oleh Bosch ini dikenaldengan teori Arus Balik. Menurut teori ini, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah merekayang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Buddha, yaitu para intelektual yang ikutmenumpangkapal-kapal dagang. Setelah tiba di Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannyatersebut. Pada perkembangan selanjutnya banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke Indiauntuk berkunjung dan belajar agama Hindu-Buddha di India. Sekembalinya di Indonesia,merekalah yang mengajarkannya kepada masyarakat Indonesia yang lain. Bukti-bukti dari pendapat di atas adalah adanya prasasti Nalanda yang menyebutkan bahwa Balaputradewa (rajaSriwijaya) telah meminta kepada raja di India untuk membangun wihara di Nalanda sebagaitempat untuk menimba ilmu para tokoh dari Sriwijaya. Permintaan raja Sriwijaya itu ternyatadikabulkan. Dengan demikian, setelah para tokoh atau pelajar itu menuntut ilmu di sana, mereka balik ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya menyebarkan pengaruh Hindu-Buddha diIndonesia
Teori Sudra
Teori Sudra bahwa agama Hindu di bawa ke Indonesia oleh orang-orang yang ber Kasta Sudra karena mereka di anggap sebagai  orang buangan.Teori ini menggandung kelemahan bahwa orang-orang berkasta Sudra tidak memahami ajaran Hindu.Para ahli sejarah juga pendapat bahwa bangsa Indonesia Sendirilah yang berperan aktif mencari tahu dan menyebarkan pengaruh agama dan budaya Hindu. Hal ini berdasarkan pada kenyataan bahwa sudah sejak lama bangsa Indonesia menjalani Lautan untuk berdagang.Teori ini di kenal dengan teori arus balik. Selain aktif mencari tahu,bangsa Indonesia juga mendatangkan para Brahmana untuk menggajarkan agama Hindu.

Dari Teori ke empat tersebut hanya teori Brahmana yang di anggap memiliki penjelasan paling kuat karena adanya beberapa bukti,yaitu :
a.                          Agama Hindu bukan agama yang demokratis,karena urusan keagamaan menjadi monopoli kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak menyebarkan agama Hindu.
b.                         Prasasti di Indonesia yang pertama berbahasa sanskerta,sedangkan di India sendri itu hanya digunakan dalam kitap suci dan upacara keagamaan,jadi hanya kaum Brahmanalah yang mengerti dan mengguasai bahasa tersebut.

Penyebab agama Budha di Indonesia lebih awal dari agama Hindu.Dalam penyebaranya,agama Budha menggenal adanya misi penyiar agama yang disebut Darma dutta tersebarnya agama Budha ke Indonesia di perkirakan terjadi pada abad kedua M yang dibuktikan dengan penemuan patung Budha dari perunggu di Jember,Jawa timur, dan Sulawesi Selatan.Patung tersebut berlanggam AmaraWati.

1. Fakta tentang Proses Interaksi Masyarakat di Berbagai Daerah dengan Tradisi Hindu-Buddha
Munculnya pengaruh Hindu-Buddha (India) di Indonesia sangat besar dan dapat terlihat melalui beberapa hal seperti:
a. Seni Bangunan
Seni bangunan yang menjadi bukti berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia pada bangunan Candi. Candi Hindu maupun Candi Buddha yang ditemukan di Sumatera, Jawa dan Bali pada dasarnya meru¬pakan perwujudan akulturasi budaya lokal dengan bangsa India. Pola dasar candi merupakan perkembangan dari zaman prasejarah tradisi megalitikum, yaitu bangunan punden berundak yang mendapat pengaruh Hindu-Buddha, sehingga menjadi wujud candi, seperti Candi Borobudur.

b. Seni Rupa/Seni Lukis
Unsur seni rupa atau seni lukis India telah masuk ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan telah ditemukannya area Buddha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Buddha berlanggam Amarawati ditemu-kan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Seni rupa India pada Candi Borobudur ada pada relief-relief ceritera Sang Buddha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukkan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena lukisan seperti itu tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang ada di India. Juga relief Candi Prambanan yang memuat ceritera Ramayana.
c. Seni Sastra
Seni sastra India turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa Sanskerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia. Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa
d. Kalender
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu dengan penggunaan tahun Saka. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau kronogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat atau gambaran kata. Bila berupa gambar harus dapat diartikan ke dalam bentuk kalimat.
e. Kepercayaan dan Filsafat
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia, bangsa Indonesia telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaannya itu bersifat animisme dan dinamisme. Kemudian, masuknya pengaruh Hindu-Buddha, ke Indonesia mengakibatkan terjadinya akulturasi. Masuk dan berkembangnya pengaruh terutama terlihat dari segi pemujaan terhadap roh nenek moyang dan pemujaan dewa-dewa alam.
f . Pemerintahan
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan kepala suku berlangsung secara demokratis, yaitu salah seorang kepala suku merupakan pemimpin yang dipilih dari kelompok sukunya, karena memiliki kelebihan dari anggota kelornpok suku lainnya. Akan tetapi, setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahaii bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara turun-temurun (Bukan lagi ditentukan oleh kemampuan, melainkan oleh keturunan).

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Writting Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review